BAB I
PENAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa suatu alat komunikasi merupakan unsur kebudayaan yang sangat universal. Namun, setiap bahasa memiliki perbedaan. Perbedaan itulah yang menyebabkan ciri khusus suatu bahasa, dan menyebabkan munculnya berbagai macam bahasa. Terjadinya keragaman bahasa ini selain disebabkan oleh penutur yang tidak homogen, terjadi juga karena kegiatan interaksi sosial yang sangat beragam.
Bila dilihat dari fungsi bahasa, khususnya fungsi referensial pada masyarakat Jawa Barat dikenal banyak jenis permainan anak-anak (kaulinan barudak) yang di dalamnya terdapat kata-kata yang memiliki fungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya.
Alasan yang menjadi diksi kaulinan barudak dalam masyarakat Sunda dijadikan objek penelitian di antaranya ada beberapa kata-kata yang jarang kita dengar dan pengertiannya pun tidak terdapat dalam kamus, kalaupun ada pengertiannya tidak sesuai dengan apa yang dimaksud. Seperti contoh : naspel ‘tingkatan akhir dari pemainan bola beklen’ dan simse ‘tingkatan akhir dari permainan karet’. Kedua kata ini tidak terdapat di dalam kamus bahasa Sunda. Kata kapakan yang di dalam kamus artinya mengepakkan sayap, tetapi pada permainan layang-layang kapakan berarti layang-layang yang putus secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, kaulinan barudak memiliki kosakata yang menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini penulis akan membahas pada struktur dan semantik. Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu kosakata dalam kaulinan barudak
Penelitian yang menyangkut kosakata kaulinan barudak, sepengetahuan peneliti belum dilakukan.
Penelitian tentang diksi sebelumnya telah dilakukan oleh Angga yang menyangkut “Diksi dalam Humor Sunda (1998)”. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti diksi dalam kaulinan barudak masyarakat Sunda. Perbedaan penelitian penulis yang dilakukan Angga (1998) adalah objek yang diteliti, yaitu humor dan permainan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah , penelitian ini mengkaji hal-hal berikut:
1) Kosakata apa saja yang terdapat dalam kaulinan barudak?
2) Bagaimana struktur kata dalam kaulinan barudak?
3) Makna acuan apa saja yang terdapat dalam kaulinan barudak?
1.3. Tujuan Penelitian
1) Mendeskripsikan kosakata yang terdapat dalam kaulinan barudak.
2) Mendeskripsikan makna acuan yang terdapat dalam kaulinan barudak.
3) Mendeskripsikan makna acuan yang terdapat dalam kaulinan barudak.
1.4. Metodologi
1.4.1. Metode dan Teknik Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai maksud dengan tersusun dan terpikir (Djajasudarma, 1993:1) metodologi penelitian bahasa harus dipertimbangkan dari dua segi, segi penelitian itu sendiri yang mencakup pengumpulan data beserta cara dan teknik serta prosedur yang ditempuh dari segi lainnya.
Metode kajian analisis yang melibatkan pendekatan teori sebagai alat analisis pada data penelitian. Metode penelitian berupa alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data. Metode penelitian adalah memandu peneliti ke arah urutan bagaimana penelitian itu dilakukan, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu metode untuk menjelaskan data dengan sejelas-jelasnya dengan menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan data apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penyusun adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggunakan cara mendeskripsikan data melalui ciri-ciri sifat-sifat seadanya secara sistematis, faktual dan akurat. Dengan teknik pemilahan data yang sudah ada, juga data dari sumber yang di dengar tanpa lampiran teks, serta faktor pengulangan dalam sebuah wacana dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh data penelitian (Nazir,1983;243).
Teknik Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Studi pustaka, digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang relevan antara peneliti dan teori, dibutuhkan beberapa referensi yang sesuai dan ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti; 2. Pengumpulan data, peneliti setelah membaca buku baru melangkah pada tahap mencatat data atau mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk diklasifikasikan pada teknik penelitian selanjutnya; 3. Pemilahan data, dilakukan dengan mengumpulkan data yang dipilih berdasarkan kosakata yang terdapat dalam kaulinan barudak; 4. Pemilahan data, data-data yang telah dipilih kemudian dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditempuh pemberian bentuk dan makna yang sesuai dengan kaidah linguistik; 5. Analisis data, data yang telah dikelompokan menurut bentuk dan maknanya kemudian dianalisis sesuai dengan kaidah linguistik yang menjadi acuan penelitian; 6. Kesimpulan data, merupakan hasil analisis data.
1.4.2. Metode dan Teknik Kajian
Metode kajian ini menggunakan metode distribusionsal, yaitu metode yang menggunakan alat penentu unsur bahasa itu sendiri atau bahasa yang diteliti (Djajasudarma,1993 :61). Dasar penentu di dalam kerja metode kajian distribusional adalah teknik penelitian data berdasarkan kriteria tertentu dari segi kegramatikalan sesuai dengan ciri-ciri alami yang dimiliki oleh data penelitian. Pemahaman kajian dengan menggunakan teknik menurun (top down). Misalkan, nyintrek
nyintrek
ny- sintrek
prefiks-N verba
Kata nyintrek memiliki kata dasar sintrek ‘sentil’, merupakan gabungan prefiks-N + sintrek ‘verba’ menjadi nyintrek ‘menyentil’ yang mengalami proses nasalisasi dan penggantian fonem pada bentuk dasar dengan nasal homorgan. Dalam makalah ini nyintrek ‘menyentil’ merupakan istilah yang digunakan dalam bermain kaleci ‘kelereng’ yang berarti memukul kelereng dengan menggunakan jari.
Untuk mengkaji makna dari kosakata yang ada di dalam kaulinan barudak ini menggunakan acuan terhadap organ tubuh. Hal ini sesuai dengan teori makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent (Djajasudarma 1993 :11) misalnya kata “ngagaclek” adalah gaya menembak kelereng dengan cara berdiri dengan pengambilan ancang-ancang supaya tepat mengenai sasaran yang dituju, dan hal lain yang menyangkut estetika.
1.5. Kerangka Teori
Penelitian ini merupakan gabungan (eklektik), artinya penelitian ini tidak bertumpu pada satu teori saja melainkan dari beberapa teori yang menunjang dalam penelitian ini. Teori yang digunakan diantaranya menggunakan teori tentang variasi bahasa Kridalaksana (1974), teori komposisi, frase dan sintaksis yang diambil dari teorinya Djajasudarma dan Idat Abdulwahid (1987), teori semantik Djajasudarma (1993), teori kelas kata yang diambil dari teorinya Djajasudarma, dkk (1994), teori Ramlan (1997), dan Kridalaksana yang mengacu pada materi bidang morfologi, sintaksis, serta variasi bahasa.
1.6. Sumber Data
Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini berasal dari data lisan dengan observasi wawancara langsung kepada anak-anak yang biasa memainkan kaulinan barudak tersebut didaerah Cijerah. Selain itu di daerah Bandung utara terdapat suatu tempat yang bernama “Kampung Kawani” yang terletak di daerah Padasuka dan “Kampung kolecer” di daerah Dago pakar. Penulis akan mendeskripsikan kata-kata tersebut lalu menganalisisnya.
Untuk melengkapi kekurangan data diambil pula data tulis dari buku yang berjudul : Permainan Rakyat daerah Jawa Barat yang dikeluarkan oleh Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (1981).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar